Rabu, 30 Agustus 2017

Pengertian Subnet Mask

Written by  

A.    PENGERTIAN SUBNET MASK
Subnet Mask adalah istilah teknologi informasidalam bahasa inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
RFC 950 mendefinisikan penggunaan sebuah subnet mask yang disebut juga sebagai address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah  alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut :

-          Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
-          Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.

Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP\IP membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja. Entah itu subnet mask default ( yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas ) ataupun subnet mask yangdikustomisasi ( yang digunakan ketiak membuat subnet atau supernet ) harus dikonfigurasi di dalam setiap node TCP\IP.

B.     FUNGSI SUBNET MAKS
Fungsi Subnet Mask ada dua yaitu :
1.      Untuk membedakan antara Network ID dengan Host ID.
2.      Untuk menentukan alamat tujuan paket data, apakah “local” atau “remote”.

Subnet mask dapat juga digunakan untuk membuat suatu jaringan lebih tertata. Secara defaultSubnet mask yang ada :
1.      Kelas A à 255.0.0.0
2.      Kelas B à 255.255.0.0
3.      Kelas C à 255.255.255.0
Subnet mask dapat juga diartikan sebagai penanda jaringan. Subnet juga dapat digunakan untuk menentukan jumlah host suatu jaringan, contohnya jika IP Address = 192.168.1.0 yang merupakan IP Kelas C, memiliki Subnet Mask 255.255.255.0, maka IP Address ini memiliki range IP sebanyak 254 host yang artinya jaringan ini dapat menampung 254 komputer yang saling terhubung. Jika kita menginginkan jaringan yang hanya mampu menampung host secara terbatas, maka kita harus memodifikasi Subnet Mask IP tersebut. Caranya yakni dengan mengubah nilai kelompok ke-4 Subnet Mask.
Berikut data host subnet mask :
-          0000 0000 = 0 = 256-0 = 256
IP = 254 Host
-          1000 0000 = 128 = 256-128 = 128
IP = 126 Host
-          1100 0000 = 192 = 256-192 = 64
IP = 62 Host
-          1110 0000 = 224 = 256-224 = 32
IP = 30 Host
-          1111 0000 = 240 = 256-240 = 16
IP = 14 Host
-           1111 1000 = 248 = 256-248 = 8
IP = 6 Host
-          1111 1100 = 252 = 256-252 = 4
IP = 2 Host
-          1111 1110 = 254 = 256-254 = 2
IP = 0 Host
-          1111 1111 = 255 = 256-255 = 1
IP = -1 Host
            Kelompok angka 254 & 255 tidak valid karena hanya memiliki 0 dan -1 host. Berdasarkan data diatas, maka jika IP 192.168.1.0 hanya ingin berhubungan dengan 1 komputer saja, maka Subnet Mask yang harus digunakan yakni 255.255.255.252
C.    CARA MENGHITUNG SUBNET MASK
Misal anda memiliki IP address 192.168.10.0 dan Subnet mask 255.255.255.128 Ubah angka 128 ke bilangan biner dengan cara sebagai berikut :

128 : 2 = 64 sisa 0
64 : 2 = 32 sisa 0
32 : 2 = 16 sisa 0
16 : 2 = 8 sisa 0
8 : 2 = 4 sisa 0
4 : 2 = 2 sisa 0

2 : 2 = 1 sisa 0

Hasil akhir 1 tidak dapat dibagi menjadi 1
Hasil bilangan binernya adalah 10000000
Banyaknya subnet mask yang tersedia dari rumus 2^x
X adalah jumlah dari angka 1, karena berdasarkan angka binner yang ad jumlah 1 = 1
Maka 2^1 = 2 maka jumlah subnet masknya adalah 2
Bila tersedia hanya 2 subnet mask maka kita harus mencari beberapa subnet mask tersebut ?
Dari subnet mask yang terbesar adalah 256 maka dihasilkan 256 – 128 = 128
Maka subnet masknya adalah 0 dan 128

Contoh lain, bila ditetapkan subnet masknya 255.255.255.192
Jumlah subnet mask dapat dihitung :

192 : 2 = 96 sisa 0
96 : 2 = 48 sisa 0
48 : 2 = 24 sisa 0
24 : 2 = 12 sisa 0
12 : 2 = 6 sisa 0
6 : 2 = 3 sisa 0
3 : 2 = 1 sisa 0
Maka bilangan binnernya adalah 11000000
Karena angka 1 ada 2 maka 2^2 = 4

Dan subnet yang dapat digunakan adalah 256 – 192 = 64, maka subnetnya adalah 0, 64, 128, 192 artinya subnetnya adalah
255.255.255.0
255.255.255.64
255.255.255.128
255.255.255.192

Jumlah host per subnet = 2^y-2, dimana y adalah kebalikan dari x yaitu banyak binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 2^6-2 = 62 host

D.    TEKNIK SUBNETTING
Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP address A, IP address B dan IP address C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
Ada beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan subnetting, diantaranya adalah sebagai berikut :
-          Untuk mengefiensikan alokasi IP address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP address.
-          Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network, karena router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
-          Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
Misalkan disebuah perusahaan terdapat 200 komputer (host). Tanpa menggunakan subnetting maka semua komputer (host) tersebut dapat kita hubungkan ke dalam sebuah jaringan tunggal dengan perincian sebagai berikut :
Misal kita gunakan IP address private kelas C dengan subnet mask default yaitu 255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut :
Network Perusahaan
Alamat jaringan : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Misalkan di perusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan memecah network tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita akan menggunakan subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask ini berbeda-beda tergantung berapa subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan menghasilkan 2 buah blok subnet, dengan perincian sebagai berikut :
Network Divisi A
Alamat Jaringan/Subnet A : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.126
Broadcast Address : 192.168.1.127
Network Divisi B
Alamat Jaringan/Subnet B : 192.168.1.128
Host Pertama : 192.168.1.129
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan router.


Pengertian dan Jenis-jenis Protokol Pengalamatan Jaringan

Written by  
A. Pengertian protokol pengalamatan
IP address ( internet protocol) adalah alamat logika yang di berikan kepada perangkat jaringan yang menggunakan protocol TCP/IP, dimana protocol TCP/IP digunakan untuk meneruskan packet informasi (routing) dalam jaringan LAN,MAN,WAN dan internet.
Atau lebih sngkatnya IP address adalah alamat unik dari suatu perangkat jaringan yang terdapat di dalam jaringan
.
Protokol pengalamatan adalah sebuah aturan yang mengatur dan ijin komunikasi dan hubungan di lebih titik komputer.

B. Jenis-jenis protokol pengalamatan
1. Pengalamatan IP v4
Pengalamatan ini mengindenfikasikan suatu komputer sehingga memiliki identitas yang unik. IP v4 memiliki notasi biner yang panjang yakni 32 bit dan menganut konsep classful addressing.\
2. IP v4 Address Syntax
Sistem pengalamatan menggunakan notasi biner 32 bit dan dibagi 4 kelompok (1 kelompok terdiri 8 bit). Cara penulisan alamat menggunakan angka desimal dan setiap pemisah di beri tanda titik.
3. IP v4 Address Prefixes
Memiliki fungsi untuk menunjukkan banyaknya jumlah alamat pada IP v4. Untuk menentukan panjang notasi dengan cara merubah bit menjadi 0 kemudian dikonversikan ke notasi desimal lalu tambahkan potongan bit yang telah ditentukan diawal pengalamatan.
Tipe dari IP v4 Address :
*IP v4 Unicast Addressses   
Penugasan terhadap interface jaringan pada subnet khusus. Jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP harus diidentifikasikan menggunakan sebuah alamat unicast. Komponen dari alamat unicast ini dibagi menjadi dua jenis, yakni alamat host dan alamat jaringan.
*IP v4 Multicast Addresses
Penugasan terhadap lebih dari sati interface jaringan dengan subnet yang berbeda. Digunakan untuk  komunikasi satu ke komputer yang lainnya. Multicast IPAddress alamat yang digunakan menyampaikan satu paket ke banyak penerima.
*Ip v4 Broadcast Addresses
Merupakan penugasan interface jaringan dalam suatu subnet. Alamat IP broadcast hanya dapat digunakan untuk alamat tujuan saja tidak dapat digunakan alamat sumber.


Dalam pengalamatan IP V4 didasari oleh karaterisktik di bawah ini :
Network ID adalah bagian dari IP address yang menunjukkan di jaringan mana komputer tersebut berada. sedangkan
Host ID menunjukkan workstation, server, router, dan semua host TCP/IP lainnya dalam jaringan tersebut.
Subnetting adalah proses memecah suatu IP jaringan ke sub jaringan yang lebih kecil yang disebut “subnet.” Setiap subnet deskripsi non-fisik (atau ID) untuk jaringan-sub fisik (biasanya jaringan beralih dari host yang mengandung satu router -router dalam jaringan multi).
Subnet Mask Notasi Ada dua bentuk notasi subnet, notasi standar dan CIDR (Classless Internet Domain Routing) notasi. Kedua versi dari notasi menggunakan alamat dasar (atau alamat jaringan) untuk menentukan titik awal jaringan
.
TEKNIK SUBNETTING
Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP address A, IP address B dan IP address C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
Ada beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan subnetting, diantaranya adalah sebagai berikut :
-          Untuk mengefiensikan alokasi IP address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP address.
-          Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network, karena router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
-          Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
Misalkan disebuah perusahaan terdapat 200 komputer (host). Tanpa menggunakan subnetting maka semua komputer (host) tersebut dapat kita hubungkan ke dalam sebuah jaringan tunggal dengan perincian sebagai berikut :
Misal kita gunakan IP address private kelas C dengan subnet mask default yaitu 255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut :


**Network Perusahaan
Alamat jaringan : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Misalkan di perusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan memecah network tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita akan menggunakan subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask ini berbeda-beda tergantung berapa subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan menghasilkan 2 buah blok subnet, dengan perincian sebagai berikut :
**Network Divisi A
Alamat Jaringan/Subnet A : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.126
Broadcast Address : 192.168.1.127
**Network Divisi B
Alamat Jaringan/Subnet B : 192.168.1.128
Host Pertama : 192.168.1.129
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan router.
Subnet Mask adalah istilah teknologi informasidalam bahasa inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.


RFC 950 mendefinisikan penggunaan sebuah subnet mask yang disebut juga sebagai address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah  alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut :
*Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
*Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
*Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP\IP membutuhkan sebuah   subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja. Entah itu subnet mask default ( yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas ) ataupun subnet mask yangdikustomisasi ( yang digunakan ketiak membuat subnet atau supernet ) harus dikonfigurasi di dalam setiap node TCP\IP.
Fungsi Subnet Mask ada dua yaitu :
1. Untuk membedakan antara Network ID dengan Host ID.
2. Untuk menentukan alamat tujuan paket data, apakah “local” atau “remote”.
Subnet mask dapat juga digunakan untuk membuat suatu jaringan lebih tertata. Secara defaultSubnet mask yang ada :
      1.      Kelas A à 255.0.0.0
      2.      Kelas B à 255.255.0.0
      3.      Kelas C à 255.255.255.0
Subnet mask dapat juga diartikan sebagai penanda jaringan. Subnet juga dapat digunakan untuk menentukan jumlah host suatu jaringan, contohnya jika IP Address = 192.168.1.0 yang merupakan IP Kelas C, memiliki Subnet Mask 255.255.255.0, maka IP Address ini memiliki range IP sebanyak 254 host yang artinya jaringan ini dapat menampung 254 komputer yang saling terhubung. Jika kita menginginkan jaringan yang hanya mampu menampung host secara terbatas, maka kita harus memodifikasi Subnet Mask IP tersebut. Caranya yakni dengan mengubah nilai kelompok ke-4 Subnet Mask.
Berikut data host subnet mask :
       -0000 0000 = 0 = 256-0 = 256
IP = 254 Host
       -1000 0000 = 128 = 256-128 = 128
IP = 126 Host
       -1100 0000 = 192 = 256-192 = 64
IP = 62 Host
       -1110 0000 = 224 = 256-224 = 32
IP = 30 Host
       -1111 0000 = 240 = 256-240 = 16
IP = 14 Host
       -1111 1000 = 248 = 256-248 = 8
IP = 6 Host
       -1111 1100 = 252 = 256-252 = 4
IP = 2 Host
       -1111 1110 = 254 = 256-254 = 2
IP = 0 Host
        - 1111 1111 = 255 = 256-255 = 1
IP = -1 Host
            Kelompok angka 254 & 255 tidak valid karena hanya memiliki 0 dan -1 host. Berdasarkan data diatas, maka jika IP 192.168.1.0 hanya ingin berhubungan dengan 1 komputer saja, maka Subnet Mask yang harus digunakan yakni 255.255.255.252
Cara menghitung Subnet Mask. Misal anda memiliki IP address 192.168.10.0 dan Subnet mask 255.255.255.128 Ubah angka 128 ke bilangan biner dengan cara sebagai berikut
128 : 2 = 64 sisa 0
64 : 2 = 32 sisa 0
32 : 2 = 16 sisa 0
16 : 2 = 8 sisa 0
8 : 2 = 4 sisa 0
4 : 2 = 2 sisa 0
2 : 2 = 1 sisa 0
Hasil akhir 1 tidak dapat dibagi menjadi 1
Hasil bilangan binernya adalah 10000000
Banyaknya subnet mask yang tersedia dari rumus 2^x
X adalah jumlah dari angka 1, karena berdasarkan angka binner yang ad jumlah 1 = 1
Maka 2^1 = 2 maka jumlah subnet masknya adalah 2
Bila tersedia hanya 2 subnet mask maka kita harus mencari beberapa subnet mask tersebut ?
Dari subnet mask yang terbesar adalah 256 maka dihasilkan 256 – 128 = 128
Maka subnet masknya adalah 0 dan 128
Contoh lain, bila ditetapkan subnet masknya 255.255.255.192
Jumlah subnet mask dapat dihitung :
192 : 2 = 96 sisa 0
96 : 2 = 48 sisa 0
48 : 2 = 24 sisa 0
24 : 2 = 12 sisa 0
12 : 2 = 6 sisa 0
6 : 2 = 3 sisa 0
3 : 2 = 1 sisa 0
Maka bilangan binnernya adalah 11000000
Karena angka 1 ada 2 maka 2^2 = 4
Dan subnet yang dapat digunakan adalah 256 – 192 = 64, maka subnetnya adalah 0, 64, 128, 192 artinya subnetnya adalah
255.255.255.0
255.255.255.64
255.255.255.128
255.255.255.192
Jumlah host per subnet = 2^y-2, dimana y adalah kebalikan dari x yaitu banyak binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 2^6-2 = 62 host
Broadcast adalah sebuah metode pengiriman data, dimana data dikirim ke banyak titik sekaligus, tanpa melakukan pengecekan apakah titik tersebut siap atau tidak, atau tanpa memperhatikan pakah data itu sampai atau tidak.




Didalam IP V4 alamat IP dibagi menjadi 5 Kelas yaitu :
1. IPv4              
- IPv4 ini menggunakan penomoran 32-bit dan terdiri dari 4 oktet decimal dan dibuat pada tahun 1983 dan masih di gunakan pada sampai saat ini.
Contoh pengalamatan IPv4:202.134.64.139
- Dalam  IPv4 atau IP versi 4 alamat IP address di bagi menjadi 5 kelas yaitu:
 Kelas A
IP address kelas A memiliki rentang alamat :
1.0.0.0 – 126.255.255.255
subnetmask default Kelas A:
255.0.0.0
default maximal host Kelas A:
16.777.214 host
secara default pada alamat IP Kelas A, 8-bit pertama digunakan untuk alamat network dan 24-bit berikutnya digunakan untuk alamat host.
 Kelas B
IP address Kelas B memiliki rentang alamat :
128.0.0.0 – 191.255.255.255
subnetmask default Kelas B:
255.255.0.0
default maximal Host Kelas B :
65.534 host
secara default pada alamat IP address kelas B, 16 bit pertama digunakan untuk alamat network dan 16 bit berikutnya digunakan untuk alamat host.
 Kelas C
IP address kelas C memiliki rentang alamat :
192.0.0.0 – 233.255.255.255
subnetmask default kelas C :
255.255.255.0
default maximal host Kelas C
256 host.
secara default  pada alamat IP address kelas C, 24 bit pertama digunakan untuk  alamat network dan 8 bit berikutnya digunakan untuk alamat host.

 Kelas D
IP address kelas D memiliki rentang alamat :
244.0.0.0 – 239.255.255.255
4 bit pertama alamat kelas D selalu di set ke nilai biner 1110
kelas D digunakan sebagai alamat multicasting yaitu alamat yang digunakan untuk menyampaikan satu paket ke banyak penerima.
 Kelas E
IP address kelas E memiliki rentang alamat :
224.0.0.0 – 254.255.255.255
4 bit pertama kelas E selalau di set ke dalam nilai biner 1111
alamata IP address kelas E disediakan sebagai alamat  yang bersifat “eksperimental” atau percobaan yang di cadangkan untuk digunakan pada masa depan.

2. IPv6
IPv6 adalah sebuah pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP / IP yang menggunakan protokol Internet versi 6 . Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32 bit , alamat IPv6 memiliki panjang 128 bit.
Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal format.
- Jenis-jenis alamat IPv6 :
- Alamat Unicast, yang menyediakan komunikasi secara point-to-point, secara langsung antara dua host dalam sebuah jaringan.
- Alamat Multicast, yang menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah paket data ke banyak host yang berada dalam group yang sama. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-many.
- Alamat Anycast, yang menyediakan metode penyampaian paket data kepada anggota terdekat dari sebuah group. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-one-of-many. Alamat ini juga digunakan hanya sebagai alamat tujuan (destination address) dan diberikan hanya kepada router, bukan kepada host-host biasa.